A.    PENGERTIAN PAIKEM
      PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM = pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa. bagaimana guru menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa, seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan tergambar dengan cara bagaimana seorang guru menyampaikan pembelajaran di kelas, fokus terhadap materi dan penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa. peduli terhadap siswa dan tidak pilih-memilih (diskriminatif), performance yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak kriteria yang siswa sampaikan jika seorang guru ingin menjadi favorit di mata siswa (Herman, 2008).
http://laskarncc.blogspot.com/2014/11/metode-pembelajaran-inovatif-paikem.html
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS


GEOMETRI

Geometri berasal dari kata Yunani geo dan metrie. Geo berarti tanah, dan metrie berarti pengukuran.
Geometri cabang matematika yang mempelajari titik, garis,bidang,dan benda benda ruang tentang sifat dan ukuran- ukurannya serta hubungannya.







DALIL
 
Euclides dari Aleksandria kira kira 300 SM dalam bukunya pertama dimulai dengan 23 definisi ,5 postulat, 10 aksioma dan 48 dalil.

DEFINISI- DEFINISI:
1.            Titik ialah yang tidak mempunyai bagian
2.            Garis ialah panjang tanpa lebar
3.            Ujung ujung suatu garis yang terletak rata dengan titik titik padanya.
4.            Suatu garis lurus ialah garis yang terletak rata dengan titik titik padanya
5.            Suatu bidang ialah hanya mempunyai panjang dan lebar
6.            Ujung ujung suatu bidang adalah garis
7.            Suatu bidang datar ialah suatu bidang yang terletak ratta dengan garis garis padanya
8.            Suatu sudut datar ialah inklinasi ( kemiringan) sesamanya dari dua garis dalam satu bidang datar yang bertemu dan tidak terletak pada suatu garis lurus
9.            Dan jika garis garis yang memuat sudut itu lurus , maka sudut itu disebut sudut garis lurus
10.       Jika suatu garis lurus berdiri pada suatu garis lurus dan membuat sudut yang besisian sama, masing- masing sudut ini disebut siku- siku dan garis yang berdiri pada garis lainnya tadi di segbut tegak lurus pada garis lain.
11.       Suatu sudut tumpul ialah sudut yang lebih besar dari suatu sudut  siku-siku.
12.       Suatu sudut lancip ialah sudut yang lebih kecil dari suatu sudut siku-siku
13.       Suatu batas ialah ujungnya(akhirnya) sesuatu.
14.       Suatu bangun ialah sesuatu yang termuat dalam suatu batas atau beberapa batas.
15.       Suatu lingkaran ialah suatu bangun  datar yang termuat dalam satu garis sedemikian, hingga semua garis lurus yang melalui satu titik dalam bangun itu dan mengenai garis tadi sama panjangnya.
16.       Dan titik itu disebut titik pusat lingkaran.
17.       Suatu garis tengah dari lingkaran ialah sembarang garis lurus yang melalui titik pusat dan pada kedua arahnya berakhir pada keliling lingkaran dn garis semacam itu membagi dua sama lingkaran itu.
18.       Suatu setengah lingkaran adalah bangun yang termuat dalam suatu garis tengah dan keliling lingkaran yang terbagi oleh garis tengah itu. Titik pusat setengah lingkaran sama dengan titik pusat lingkaran.
19.       Bangun-bangun garis lurus ialah bangun bangun-bangun yang termuat dalam (dibatasi oleh) garis-garis lurus. Bangun-bangun trilateral ialah yang dibatasi oleh tiga, quatwral dibatasi oleh empat dan multilateral dibatasi oleh lebih dari empat garis.
20.       Dari bangun-bangun trilateral (sisi tiga), suatu segitiga sama sisi ialah yang mepunyai tiga sisi sama, suatu segitiga sama kaki ialah yang hanya dua sisinya sama dan suatu segitiga miring ialah semua sisinya tidak sama.
21.       Selanjutnya dari bangun- bangun segitiga, suatu segitiga siku-siku ialah yang mempunyai suatu sudut siku-siku, suatu segitiga tumpul yang mempunyai suatu sudut tumpul dan suatu segitiga lancip yang ketiga sudutnya lancip.
22.       Dari bangun-bangun sisi empat , suatu bujur sangkar ialah yang sama sisi dan bersudut siku-siku, suatu empat persegi panjang ialah yang bersudut siku-siku tetapi tidak sama sisi,suatu belah ketipat ialah yang sama sisi, tetapi tidak bersudut silu-siku, suatu jajaran genjang ialah nyang sisinya  dan sudut-sudutnya  yang berhadapan sama , tetapi tiak dama sisindan tidak bersudut siku-siku. Sisi empat yang lain dari ini semua disebit trapezium.
23.       Garis garis lurus parallel (sejajar) ialah garis-garis  lurus yang terletak dalam suatu bidang datar dan jika diperpanjang tak terbatas pada kedua arahnya tidak akan bertemu pada arah yang manapun.

POSTULAT-POSTULAT
1.            Menarik garis lurus dari sembarang titik ke sembarang titik yang lain.
2.            Memperpanjang suatu ruas garis secara  kontinu menjadi garis lurus.
3.            Melukis lingkaran dengan sembarang titik pusat dan sembarang jarak.
4.            Bahwa semua sudut siku-siku adalah sama.
5.            Bahwa, jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut dalam sepihak kurang dari sudut siku-siku, kedua garis itu jika diperpanjang tak terbatas, akan bertemu dipihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku.


AKSIOMA-AKSIOMA (“COMON NOTIONS”)
1.            Benda-benda  yang sama dengan suatu benda yang sama , satu sama lain juga sama.
2.            Jika sesuatu yang sama di tambah dengan sesuatu yang sama ,jumlahnya  sama.
3.            Jika sesuatu yang sama di kurangi dengan sesuatu yang sama , sisanya sama.
4.            Benda-benda yang berimpit satu sama lain , satu sama lain sama.
5.            Seluruhnya lebih besar dari bagiannya.
6.            Suatu gambar geometri dapat dipindah tanpa mengubah bentuk dan besarnya.
7.            Setiap sudut mempunyai garis bagi.
8.            Setiap segmen garis mempunyai titik pertengahan .
9.            Setiap garis dapat diperpanjang sehingga sama dengan ruas garis yang diketahui.
10.       Semua sudut siku-siku adalah sama(semua sudut lurus adalah sama).


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Lesson Study




LESSON  STUDY
Jika ditelusuri jejak sejarahnya, lesson study telah berkembang sejak abad 18 oleh makoto yoshida di negara Jepang. Dalam Bahasa Jepang, lesson study dikenal dengan ”jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu ”jugyo” yang berarti lesson atau pembelajaran, dan ”kenkyu” yang berarti study atau kajian. Dengan demikian lesson study merupakan proses pengkajian terhadap pembelajaran.
Di Jepang para guru dapat meningkatkan ketrampilan/ kecakapan dalam mengajarnya melalui kegiatan Lesson Study, yakni belajar dari suatu pembelajaran. Lesson study merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Lesson study dilakukan diwilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan dengan guru diluar bidang studi, bahkan dengan masyarakat. Lesson Study merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun rencana pembelajaran beserta research lessonnya (penelitian pelajaran), pelaksanaan KBM dikelas yang disertai observasi dan refleksi. Dengan lesson study para guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Konsep lesson study semakin berkembang pada tahun 1995 berkat kegiatan The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti oleh empat puluh satu negara dan ternyata dua puluh satu negara di antaranya memperoleh skor rata-rata matematika yang secara signifikan lebih tinggi dari skor rata-rata matemtika di Amerika Serikat. Posisi tersebut membuat Amerika Serikat melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan Jerman. Dari studi banding tersebut Tim Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat belum memiliki sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sedangkan Jepang dan Jerman melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Oleh karena itu, para ahli pendidikan Amerika Serikat mengadopsi lesson study dari Jepang dan kemudian mengembangkannya di negara-negara lain.
Di Indonesia, konsep lesson study berkembang melalui program Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP, yaitu (1) IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI), (2) IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta, UNY), dan (3) IKIP Malang (sekarang menjadi Universitas Negeri Malang) yang telah bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency). Perkebangan selanjutnya, lesson study tidak hanya dilaksanakan pada mata pelajaran MIPA, tetapi juga mata pelajaran lainnya.
Lesson Study diperkenalkan di Indonesia melalui kegiatan piloting yang dilaksanakan dalam proyek follow-up IMSTEP-JICA di tiga perguruan tinggi yaitu UPI, UNY, dan UM. Di UM sendiri lessson study diperkenalkan di Malang secara formal oleh JICA expert Eisoke Saito, Ph.D. pada bulan januari 2004, selanjutnya diikuti kegiatan pengimplementasian lesson study di SMA labotarium Universitas Negeri Malang (I Made Sulandra, 2006). Lesson Study merupakan hal yang baru bagi sebagian sebagian besar guru. Lesson Study diadopsi dari Jepang dan diuji di beberapa sekolah sebagai pilot project, diantaranya Bandung (dibawah UPI), di Yogyakarta (dibawah UNY), dan di Malang (dibawah UM).
Lesson Study mulai diterapkan pada tahun 2004 yang hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan profesionalisme guru dalam melakukan pembelajaran di sekolah, meningkatkan kolaborasi akademik dan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Efektifitas dan efisiensi program Lesson Study yang ditunjang oleh kegiatan monitoring dan evaluasi (MONEV) dengan menggunakan rekaman audiovisual, sehingga para guru dapat mengkaji mutu pembelajaran berdasarkan data dan fakta yang sesungguhnya.

B.       Tujuan Lesson Study
Lesson Study mempunyai tujuan diantaranya :
1.          Memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai kegiatan belajar-mengajar.Bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajar.
2.          Memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi guru lain (di luar peserta LS) untuk melaksanakan pembelajaran lebih baik.
3.          Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri (penelitian/ pengkajian) kolaboratif.
4.          Membangun pengetahuan pedagogis, dalam arti seorang guru dapat menimba pengetahuan dan pengalaman dari guru lain.
                                                                                        

C.    Manfaat Lesson Study
Seperti dikemukakan di atas, lesson study merupakan suatu model peningkatan kualitas keprofesionalan guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif.
Hal ini berarti lesson study merupakan suatu kegiatan kelompok guru yang berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diselenggarakannya.
Jadi, lesson study merupakan kegiatan dari guru dan untuk guru, agar tugas kewajiban pembelajarannya meningkat kualitasnya. Prinsip dari kegiatan ini adalah bahwa yang mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dan pemecahannya hanyalah guru, dan bukan orang/pihak lain.
Lesson study dipilih dan diimplementasikan, sekurang-kurangnya ada dua alasan, yaitu:
1.        Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa.
Hal ini karena:
a.         Pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktik dan hasil pembelajaran yang dilakasanakan para guru,
b.         Penekanan yang mendasar dari lesson study adalah agar para siswa memiliki kualitas belajar yang tinggi,
c.         Tujuan pembelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas,
d.        Berdasarkan pengalaman riil di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan
e.         Lesson study menempatkan para guru sebagai peneliti pembelajaran.
2.        Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat :
a.    Menentukan tujuan pembelajaran yang cocok dengan kebutuhan siswa beserta satuan (unit) pelajaran dan materi pelajaran yang diperlukan;
b.    Mengkaji dan meningkatkan pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa;
c.    Memperdalam pengetahuan tentang materi pelajaran yang disajikan para guru;
d.   Menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa;
e.    Merencanakan pelajaran secara kolaboratif;
f.     Mengkaji secara teliti proses pembelajaran dan perilaku siswa;
g.    Mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang andal, dan
h.    Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilaksanakannya berdasarkan perkembangan siswa dan kolega guru.
Lesson study memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a)    Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya) dalam perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan perbaikannya.
b)   Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya.
c)    Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutannya.
d)   Membantu guru dalam peningkatan yang memfokuskan pada seluruh aktivitas belajar siswa.
e)    Meningkatkan kolaborasi antar sesama guru dalam pembelajaran.
f)    Meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan (siswa).
g)   Memberi kesempatan kepada guru untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam praktik pembelajarannya sehingga dapat mengubah perspektif tentang pembelajaran, dan belajar praktik pembelajaran dari perspektif siswa.
h)   Mempermudah guru berkonsultasi kepada pakar dalam hal pembelajaran atau kesulitan materi pembelajaran.
i)     Memperbaiki praktek pembelajaran di kelas.
j)     Meningkatkan keterampilan menulis karya tulis ilmiah atau buku ajar.
Manfaat LS tersebut penting artinya bagi guru, karena guru memperoleh bahan acuan untuk kepentingan kinerjanya.
1.    Memikirkan secara lebih seksama tentang tujuan materi pelajaran tertentu yang diajarkan kepada siswa.
2.    Memikirkan secara mendalam tentang tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, termasuk kecintaan/kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan.
3.    Mengkaji hal-hal terbaik yang dapat dan harus digunakan dalam pembelajaran, dengan belajar dari guru lain (peserta/partisipan LS) untuk menambah pengetahuan, misalnya tentang materi pelajaran. Hal itu berarti membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial.
4.    Mengembangkan kecakapan/keahlian, baik dalam merencanakan pelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran.
5.    Meningkatkan pengamatan terhadap prilaku belajar siswa (”the eyes to see students”).

D.   Tipe Lesson Study
LS dapat dibagi menjadi dua tipe/jenis:
1.    LS Berbasis Sekolah
Dilaksanakan oleh semua guru berbagai studi, termasuk kepala sekolah.
Tujuannya, agar kualitas proses dan hasil pembelajaran semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan, dapat lebih ditingkatkan.
2.    LS Berbasis MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
Dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu.
Tujuannya, mengkaji secara mendalam proses pembelajaran mata pelajaran tertentu. Dengan demikian, LS tipe ini dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, seperti wilayah kecamatan, kabupaten atau provinsi.

E.  Tahapan-tahapan Lesson Study
Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See).




  








Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
  1. Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
  2. Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
  3. Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
  1. Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.
  2. Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa
  3. Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.

Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran.
Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
1.      Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2.      Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
3.      Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4.      Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5.      Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
6.      Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7.      Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
3. Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
4. Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.

F.       Kelebihan dan Kelemahan Lesson Study
1.  Kelebihan Lesson Study
Kelebihan dari Lesson Study adalah, :
a.    Peran guru yang dapat berubah-ubah: siapapun dapat berperan sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru pengamat di lain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling mengerti serta mendukung di antara guru dan secara efektif meningkatkan mutu proses belajar-mengajar.
b.     Metode ini dapat diterapkan di setiap bidang, mulai dari seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga pada setiap tingkat kelas.
c.     Dapat dilaksanakan antar / lintas kelas.

2.  Kelemahan Lesson Study
Kelemahan Lesson Study adalah :
a.    Kurangnya pemahaman dan komitmen guru mengenai apa, mengapa, dan bagaimana melaksanakannya.
b.   faktor budaya dan biaya.
Hambatan budaya dan konteks merupakan salah satu hal yang harus diatasi dalam pelaksanaannya. Hambatan budaya yang berupa kecendrungan guru yang kurang memiliki komitmen dan kesungguhan hati untuk melakukan yang terbaik, kurang memiliki sikap “mau belajar sepanjang hayat”, dan lebih tertarik melakukan sesuatu bila ada “biaya”nya. Hambatan lain yaitu kurang terbiasa mengembangkan budaya saling belajar dan membelajarkan secara kolaboratif dan kurang biasa melakukan refleksi diri secara kritis.

F. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
  1. Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
  2. Tujuan Lesson Study adalah : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
  3. Lesson study memberikan banyak manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study
  4. Penyelenggaraan Lesson Study dapat dilakukan dalam dua tipe: (a) Lesson Study berbasis sekolah; dan (a) Lesson Study berbasis MGMP.
  5. Lesson Study dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a) tahapan perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) refleksi (check); dan (d) tindak lanjut (act).





























Daftar Pustaka

Bill Cerbin_&_Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online: tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. (2007). Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia.(2007). Lesson Study. en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study
Di akses dari http://viependidikan.blogspot.com/2009/06/sejarah.html pada tanggal 17 Mei 2015
Di akses dari http://lpmpriau.go.id/?p=210 pada tanggal 17 Mei 2015














  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design