Pendahuluan
Bagian latar belakang sebuah makalah berisi hal-hal yang melandasi perlunya topik dalam karangan ilmiah itu ditulis atau alas an penulisan yang dikaitkan dengan kenyataan. Bagian ini diharapkan mampu mengantarkan pembaca pada masalah atau topic yang dibahas dalam karya ilmiah dan menunjukkan bahwa masalah yang dibahas dalam karya ilmiah itu sangat penting.
Dalam bagian ini penulis diharapkan mampu mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis (alas an penulis memilih topic/ judul tulisan). Dalam bagian latar belakang ini, penulis dapat mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Arti penting atau peranan topik pembicaraan.
2. Perlunya pembinaan/peningkatan di bidang topik yang dibicarakan itu
3. Perlunya masukan sebagai bahan pembinaan/ peningkatan di bidang topik pembicaraan
4. Perlunya penelitian dilakukan khususnya untuk manfaat praktisnya maupun untuk manfaat keilmuan/teori
5. Relevansi objek penelitian sebagai sumber data untuk dua segi kemanfaatan ilmu (praktis maupun teoritis
Sebuah bagian pendahuluan dapat disertai dengan beberapa buku acuan yang telah dibaca penulis khususnya tentang topik yang sama atau yang relevan dengan topik tulisan penulis. Dalam penyertaan itu, penulis perlu memberikan pembahasan khususnya informasi tentang perbedaan topik tulisan buku acuan dengan topik yang sedang ditulisnya. Bagian ini pun mencantumkan juga bagian-bagian yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya agar pembaca segera mengetahuinya secara sepintas lalu hal-hal apa saja yang akan diuraikan penulis.
Pembahasan
BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH DAN CARA MEMBUAT MASALAH
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH DAN CARA MEMBUAT MASALAH
1.
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH
A.
JUDUL
Karya ilmiah baik artikel
jurnal, makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian di tulis dengan
judul tertentu. Judul karya ilmiah ditulis dengan mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a)
Dirumuskan secara singkat.
b)
Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan
target populasi.
c)
Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian.
d)
Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap.
B.
KATA PENGANTAR
Dalam kata pengantar
dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang,
lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan karya ilmiah tersebut. Tulisan
kata pengantar diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang
pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks pada pengantar diketik dengan spasi
ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas kuarto. Pada
Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata penulis tanpa
menyebut nama terang.
C.
ABSTRAK
Kata abstrak ditulis di tengah
halaman dengan huruf kapital, simetris dibatas atas bidang pengetikan dan tanpa
tanda titik. Nama penulis dikerik dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di
tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika
ada), diakhiri titik. Tahun penulisan ditulis setelah nama diakhiri dengan
titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf
pertam dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata jenis karya ilmiah,
misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis setelah judul dan diakhiri
dengan koma, diikuti dengan nama jurusan, tidak boleh disingkat, nama
universitas dan diakhiri dengan titik. kemudian diocantumkan siapa nama
pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.
Dalam abstrak dicantumkan kata
kunci yang ditempatkandi bawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci
berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi
ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian dan lapotran
penelitian dengan mudah.
Dalam teks abstrak disajikan
secara padat intisari penelitian dan laporan penelitian yang mencakup latar
belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh,
kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan.
Dalam suatu karya ilmiah yang
mempunyai tingkat keformalan yang tinggi, seperti misalnya skripsi, sistematika
penulisan lebih baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari
mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian
akhir, atau Kata Pengantar pada bagian awal. Banyak jurnal dan majalah meminta
abstrak, yakni rangkuman informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau
skripsi, lengkapnya. Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca
mengenali isi dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan
apakah isi dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut
perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam
satu atau dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup
penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan
yang ditarik.
D.
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab
pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal topik penelitian,
alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah. Pendahuluan dalam laporan penelitian
lebih kompek daripada pendahuluan dalam makalah dan artikel ilmiah untuk
jurnal. Pendahuluan untuk artikel dan makalah disampaikan secara lebih ringkas
dan unsur-unsurnya tidak harus dicantumkan secara eksplisit.
Bab pendahuluan biasanya
memuat latar belakang yang dengan singkat mengulas alasan mengapa penelitian
dilakukan, tujuan, dan hipotesis jika ada. Memberikan alasan yang kuat,
termasuk kasus yang dipilih dan alasan memilih alasan tersebut, perumusan dan
pendekatan masalah, metode yang akan digunakan dan manfaat hasil penelitian.
Bab ini seyogianya membimbing pembaca secara halus, tetap melalui pemikiran
logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai apa yang diteliti dan apa yang
diharapkan dari padanya. berikan kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan penelitian
mengakhiri bab pendahuluan yang berisi pernyataan singkat mengenai tujuan
penelitian. Dalam menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat
diukur dan dilihat, seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji,
membuktikan, atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan (Widya dkk,
2004: 6-7).
Pendahuluan dalam penelitian
dapat dibedakan pada laporan penelitian kuantitatif dan laporan penelitian
kualitatif. Pendahuluan dalam laporan penelitian kualitatif memuat uraian
tentang: (1) latar belakang masalah penelitian, (2) identifikasi masalah, (3)
cakupan masalah (penegasan dan pembatasan masalah), (4) rumusan masalah, (5)
tujuan penelitian, (6) keguanaan penelitian, (7) sistematik.
a.
Latar Belakang Masalah
Bagian ini menerangkan
keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan pada judul karya
tulis ilmiah itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu
dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Baru kemudian diterangkan
argumen yang malatarbelakangi pemilihan topik itu dari sisi substansi dalam
keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu. Dalam hal ini dapat
dikemukakan misalnya adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara
teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep dalam topik.
Setelah itu diterangkan keternalaran
pemilihan topik dari paradigma penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan
kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik atau yang
berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam
penelitian sebelumnya dapat ditunjukkan bahwa topik yang dipilih masih layak
untuk diteliti.
Topik yang pernah diteliti
boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu
yang baru, yang berbeda dan dapat mengatasi kekurangan hasil penelitian sebelumnya,
atau dalam penelitian yang baru itu digunakan teori atau metode tyang berbeda
dan diduga dapat menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.
Dalam skripsi atau tugas akhir,
kajian pustaka untuk mengemukakan keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik
penelitian itu bisa dikemukakan di bawah judul tersendiri, misalnya hasil
penelitian sebelum ini. Dalam kajian pustaka itu, pembicaraan dilakukan secara
kronologis. Dengan demikian, diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada
peneliti selama ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan
penelitian sejenis. Dengan demikian peneliti memiliki alasan yang mendasar
(baik empiris, praktis, maupu teoritis) mengenai pemilihan topik
penelitiannnya.
b.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan
persoalan yang perlu dipecahkan atau dipertanyakan yang perlu dijawab dengan
penelitian. Perumusan itu sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau
sekurang-kurangnya mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan.
Yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara
atau wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana, mengapa dan sebagainya.
Rumusan masalah harus
diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar dari lingkup topik. Oleh karena
itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi semua variabel yang tergambarkan dalam
topik. Kalau ada variabel umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok
beserta sub-sub masalahnya. Jadi, rumisan masalah harus terinci dan teruarai
dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan data pemecahannya.
Rumusan masalah yang baik harus
memungkinkan untuk menentukan metode penentuan data dan pemecahannya secara
tepat atau akurat. Untuk itu, sebelum masalah dirumuskan perlu diidentifikasi
dengan baik.
Identifikasi masalah bisa dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri sesudah latar belakang, meskipu yang penting bukan judulnya melainkan identifikasinya. Dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan masalah yang operasional menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional memiliki ciri, antara lain: (1) masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan variabel penelitian yang jelas, (3) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat dipastikan secara akurat, (4) teknik pengumpulan data dapat ditentikan secara tepat, (5) teknik analisis data dapat diterapkan secara tepat.
Identifikasi masalah bisa dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri sesudah latar belakang, meskipu yang penting bukan judulnya melainkan identifikasinya. Dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan masalah yang operasional menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional memiliki ciri, antara lain: (1) masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan variabel penelitian yang jelas, (3) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat dipastikan secara akurat, (4) teknik pengumpulan data dapat ditentikan secara tepat, (5) teknik analisis data dapat diterapkan secara tepat.
Permasalahan penelitian
dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan mencerminkan signifikan dan pentingnya penelitian
(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan, keberadaan informasi dan pengetahuan dan memuat faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi munculnya permasalahan
(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya dengan area permasalahan
(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang akan dikaji dan menjalaskna hubungannya dengan area permasalahan
(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat interelasi, relevansi fakta dengan konsep dalam area permasalahan
(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan yang jelas’
(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak membingungkan dan secara nyata dapat dibedakan yang tergolong variavel beas, terikat, dsb.
(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan masalah dengan orientasi faktual dan orientasi nilai dalam penelitian
(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis penelitian dan orientasi praktis, ingin mencari hubungan, perbedan, atau proyeksi
(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan hipotesis, mengungkapkan data empiris atau keduanya
(k) Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang sepele.
(a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan mencerminkan signifikan dan pentingnya penelitian
(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan, keberadaan informasi dan pengetahuan dan memuat faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi munculnya permasalahan
(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya dengan area permasalahan
(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang akan dikaji dan menjalaskna hubungannya dengan area permasalahan
(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat interelasi, relevansi fakta dengan konsep dalam area permasalahan
(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan yang jelas’
(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak membingungkan dan secara nyata dapat dibedakan yang tergolong variavel beas, terikat, dsb.
(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan masalah dengan orientasi faktual dan orientasi nilai dalam penelitian
(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis penelitian dan orientasi praktis, ingin mencari hubungan, perbedan, atau proyeksi
(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan hipotesis, mengungkapkan data empiris atau keduanya
(k) Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang sepele.
c.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan
apa yang hendak dicapai dengan penelitian. Tujuan dirumuskan sejajar dengan
rumusan masalah. Misalnya: (1) apakah ada pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya
ialah menentukan ada tidaknya pengaruh X terhadap Y, (2) apakah ada antara
hubungan antara X dan Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya hubungan
antar X dan Y, (3) bagaimanakan persepsi peneliti terhadap pelayanan akademik,
maka tujuannya ialah mendeskripsikan persepsi..dst.
d.
Kegunaan Penelitian
Yang diuraikan disini ialah
kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu
maupun bagi kepentinagn praktik Uraian ini sekaligus berfungsi untuk menunjukan
bahwa masalah yang dipilih memang layak diteliti.
Pendahuluan dalam laporan
peenelitian kualitatif pada dasarnya menguraikan bagian-bagian yang sama
seperti dalam laporan penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif yang
berisi (1) latar belakang, (2) identifikasi dan pembatasan masalah, (3)
perumusan masalah atau fokus masalah, (4) tujuan penelitian, (5) kegunaan
penelitian, dan (6) sistematika. meskipun demikian ada persoalan yang perlu
mendapat perhatian dalam penyusunan laporan penelitian yang menggunakan
penelitian kualitatif,:
a.
Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada
perbedaan substansial anatara penelitian kualitatif dan kuantitatif. penelitian
kualitatif lebih diarahkan atau ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana
dan mengapa. oleh karena itu, perumusan masalah harus difokuskan pada persoalan
utama secara tegas dan jelas. jika perlu, peneliti dapat menyertakan
masalah-masalah yang lebih kecil sebagai unsur dari masalah utama (pokok) dan
disajikan setelah masalah pokok.
b.
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai
dalam penelitian dan menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk
mencari jawaban atas masalah penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang
jelas, operasional, dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian.
c.
Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi
pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktis, diuraikan secara jelas.
uraian dalam sub Bab ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang
dipilih itu benar-benar penting untuk diteliti.
E.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian diperlukan 2
landasan, yakni kerangka teoritis dan metodologis. Kerangka teoritis adalah
teori yang digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian. kerangka
metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan desain penelitian, termasuk
langka-langkah pengumpulan dan pengolahan data (variabel, instrument, validitas
dan realibilitas instrument, serta teknik pengumpulan dan analisis data) dengan
berbagai alasannya. Keduanya diuraikan dalam dua bagian penelitian yang
berbeda, tetapi berirutan. Kerangka teoritis diuraikan dalam bab II, sedangkan
kerangka metodologi diuaraikan dalam bab III.
Dalam kerangka teoritis
dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian. Teori itu
bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga berupa teori yang digunakan
oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang digunakan harus dapat
dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka dan hasil penelitian
dalam lingkup topic penelitian atau tugas akhir.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu diuaraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. variabel-variabel penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis atau penemu. Teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang peneliti dengan disertai cara mengukurnya.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu diuaraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. variabel-variabel penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis atau penemu. Teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang peneliti dengan disertai cara mengukurnya.
Dalam laporan penelitian
kualitatif terdapat bagian penelaahan kepustakaan dan/atau kerangka teritik,
sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian yang digunakan. bagaian ini
disajikan dalam bab tersendiri (Bab II), dan disarankan bukan hanya menguraikan
penelaahan kepustakaan, melainkan dilengkapi dengan kerangka teoritiknya.
Pentingnya penelaahan
kepustakaan dalam penelitian atau penyusunan laporan penelitian yaitu karena
pada hakikatnya hasil penelitian seseorang bukanlah satu penemuan baru yang
berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan dengan temuan dari penelitian
sebelumnya. Dalam bagian ini hasil penelitian sebelumnya harus dikemukakan
untuk memberi gambaran pengetahuan yang mendasari pola kesamaan penelitian dan
pada gilirannya dapat diketahui kontribusi hasil penelitian bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan/atau kebijakan praktis secara jelas. Penelaahan
kepustakaan disusun secara kronologis sesuai dengan kemutakhiran teori maupun
data empiris sehingga dapat diketahui perkembangan keilmuan dan hasil
penelitian.
Kerangka teoritik berfungsi
sebagai “hipotesis kerja” dimungkinkan untuk disajikan dalamm penelitian
kualittatif. Kerangka teoritik dalam penelitian kualitatif metupakan kumpulan
konsep-konsep relevan yang terintegrasi dalam satu system penjelasan yang
berfungsi sebagai pedoman kerja, baik dalam menyusun metode, pelaksanaan di
lapangan, maupun pembahasan hasil penelitian.
Meskipun tidak mutlak
kehadirannya, telaah pustaka tetap menjadi kaharusan dalam penelitian
kualitatif. Telaah pustaka atau landasan teori dikategorikan baik jika memenuhi
kriteria berikut:
(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber yang dianggap klasik
(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada jurnal atau majalah ilmiah
(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat, dianalisis dan dihubungkan dengan permasalahan
(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan
Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi) dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati, termasuk didalamnya identifikasi variabel, ketepatan paradigma, bagan arus, atu model skematik
(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas, meliputi cara penarikan sampel, ukuran sampel, dan strata
(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan terkait dengan masalah dan fokus penelitian
(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus penjelajahan di lapangan
(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahan data.
(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber yang dianggap klasik
(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada jurnal atau majalah ilmiah
(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat, dianalisis dan dihubungkan dengan permasalahan
(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan
Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi) dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:
(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati, termasuk didalamnya identifikasi variabel, ketepatan paradigma, bagan arus, atu model skematik
(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas, meliputi cara penarikan sampel, ukuran sampel, dan strata
(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan terkait dengan masalah dan fokus penelitian
(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus penjelajahan di lapangan
(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahan data.
Contoh Tinjauan Pustaka dalam
Artikel Jurnal:
Untuk mengkaji keterserapan
lulusan pada lapangan kerja terdapat beberapa tulisan yang dapat digunakan
untuk pijakan.
Pertama, tulisan Drost Sj
(1990) yang membahas tentang untuk apa perguruan tinggi didirikan. Diaktakan
bahwa ide dasar pendidikan perguruan tinggi adalah untuk menciptakan
manusia-manusia intelektual yang manusiawi, yang sanggup berpikir dan bekerja untuk
masyarakat dan negaranya.
Kedua, tulisan Widiastono
(1990: 23) yang menjelaskan bahwa harapan masyarakat kepada perguruan tinggi
begitu besar. Ribuan lulusan SLTA setiap tahun memasuki perguruan tinggi dengan
harapan kelak setelah selesai mengikuti pendidikan di perguruan tinggi masa
depannya akan cerah.
Ketiga, tulisan Adi (1990:
60-62) yang menjelaskan tentang sarjana dan pasar tenaga kerja . Dalam
penjelasannya itu, dikemukakan bahwa dalam perkembangannya Indonesia makin
memasuki pasar bebas. Hal itu berarti, pasar yang semula lebih didominasi
pemerintah makin bergeser ke peran swasta. Oleh karena swasta semakin penting
menyediakan lapangan kerja. Permintaan pasar kerja diduga akan lebih banyak
dari dunia industri. Oleh karena itu, pendirian Prodi dan Jurusan Keilmuan
harus lebih memikirkan alternative lapangan kerjanya. Meskipun demikian ia
mengatakan bahwa sarjana tetap menjadi pilihan pasar kerja.
Keempat, Imron (1990: 52-64)
yang menjelaskan tentang dialektika pendidikan tinggi dan signifikansi masa depan.
Dikatakan bahwa dinegara berkembang pendidikan tinggi merupakan sarana mencapai
kemajuan bangsa. Pendidikan yang dilakukan dengan baik dapat menjadi alat
pengusir kebodohan dan kemiskinan.
F.
METODE PENULISAN/PENELITIAN
Dalam karya ilmiah laporan penelitian
bagian metode penelitian dibuat dalam bab tersendiri. Dalam artikel untuk
jurnal metode penelitian/penulisan juga ditulis dalam bagian tersendiri tetapi
tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah makalah bahan seminar bagian metode
penelitian tidak ditulis secara eksplisit menjadi bab.
Dalam laporan penelitian ada
perbedaaan antara metode penelitian dalam metode kuantitatif dan metode
kualitatif. Metode penelitian dalam laporan penelitian kuantitatif, prosedur
penelitian dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan diakhiri dengan
analisis data. Yang perlu diuraikan dalam bab pendekatan atau penelitian
kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain penelitian, (2) populasi, sampel, dan
teknik pengambilan sampel (3) Variabel yang dirumuskan secara operasional, (4)
instrument penelitian disertai penentuan validitas dan reliabilitasnya, (5)
teknik pengumpulan data , (6) teknik pengolahan dan analisis data.
Dalam uraian tentang metode
penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah-istilah, seperti angket guide
interview observasi, wawancara. masing-masing istilah tersebut perlu
diterangkan prosedur penggunaan atau pelaksanaannya. bahkan, kegunaan dari
masing-masing teknik atau metode yang digunakan perlu diterangkan secara jelas.
Sebaliknya pengertian
populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, angket, guide interview, guide
observation, wawancara dan sebagainya tidak perlu diuraikan sebagaimana dalam
mata kuliah metodologi penelitian. yang diuraikan adalah siapa atau apa
populasinya, berapa ukuran populasinya, berpa ukuran sampelnya, apa teknik
penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, apa
teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan dan analisis data yang
dipilih dan digunakan. masing-masing metode penelitian yabg dipilih perlu
diuraikan secara operasional sesuia dengan apa yang dikerjakan oleh peneliti.
Metode penelitian dalam
laporan penelitian kualitatif terdapat beberapa perancangan dan hal ini
mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada beberapa pendekatan penelitian
kualitatif yang sering digunakan, seperti: (1) fenomologi. (2) hermeneutika,
(3) etnografi, (4) grounded theory. Adapun desain penelitian kualitatif dapat
berupa studi kasus, grounded study, etnometodologi, biografi, historical social
science, riset klinis dll. Kerangka penelitian kualitatif yang diuraiakan dan
dalam pedoman ini tidak dimaksudkan untuk semua jenis penelitian kualitatif
yang bersifat khusus melainkan hanya untuk memberi kerangka dasar bagi
penulisan karya ilmiah atau laporan penelitian yang menggunakanj metode
penelitian kulaitatif secara umum.
Metode penelitian dalam
laporan penelitian kualitatif mencakup bagian-bagian sebagai berikut: (1) dasar
penelitian, (2) fokus penelitian,(3) sumber data, (4) teknik sampling, (5) alat
dan teknik pengumpulan data, (6)objektivitas dan keabsahan data, (7) Model
analisis data, (8) Prosedur penelitian.
Bagian-bagian tersebut harus
diuraikan sesuai dengan apa terutama dalam penusunan laporan yang dilakukan
peneliti, Dengan kata lain, uaraian bagian ini hanya bersifat konseptual atau
teoritik, tetapi menyajikan uraian mengenai kejadian yang dilakukan peneliti di
lapangan, misalnya, untuk mendapatkan data yang objektif dilakukan triangulasi.
Secara teoritik ada 4 macam triangulasi yaitu: (1) motode, (2) sumber, (3)
peneliti, (4) teori. Demikian juga dengan model analisis, secara teoritik ada
beberapa model yang dapat digunakan seperti: interactive analysis models dan
(2) flow analysisi models.
G.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karya ilmiah artikel dan
makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian memuat bagian hasil dan
pembahasan. Dalam artikel dan makalah hasil dan pembahasan dapat berbentuk bab
maupun tidak dalam bentuk bab. Dalam laporan penelitian bagian hasil dan
pembahasan kecenderungannya dibuat dalam bentuk bab.
Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah menjadi beberapa bab tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaian data yang diperoleh dalam penelitian. Dengan demikian hasil harus disajikan secara objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau gambar).
Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah menjadi beberapa bab tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaian data yang diperoleh dalam penelitian. Dengan demikian hasil harus disajikan secara objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau gambar).
Dalam bagian hasil penelitian
diuraikan apa saja hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait
dengan penelitian. Analisa dan pembahasan membahas tentang keterkaitan antar
faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian
menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa
proses dan hasil penyelesaian masalah.
Hasil eksperimen atau survei
atau rancang bangun beserta analisisnya dan pembahasannya dapat disajikan
secara bersama-sama atau secara terpisah berupa uraian, tabel dan gambar. Data
yang dilaporkan sudah harus berupa data terolah, bukan data mentah. Tabel dan
gambar harus dilengkapi nomor urut menggunakan angka Arab, dan bila diperlukan,
disertai keterangan tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Untuk karya
tulis hasil tinjauan pustaka dan hasil bahasan teoritis, informasi pustaka yang
akan dipermasalahkan dan pembahasannya dapat diuraikan secara bersamasama atau
secara terpisah, disajikan secara sistematis, rasional dan lugas. (Times New
Roman, 10 pt, Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi tunggal, Times New
Roman, 10 pt).
Bab pembahasan data merupakan
bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah karena dalam bab ini
dilakukan kegiatan analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis,
pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada).
Bab ini terdiri dari dua
bagian besar yaitu :
a.
Deskripsi Data
Berisi serangkaian data yang
berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti latar belakang lembaga /
instansi yang diteliti, struktur organisasi dan sebagainya sert data utama yang
diperlukan untuk pengujian hipotesis. Data-data tersebut harus dideskripsikan
secar sistematis.
b.
Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan tentang
hasil penelitian sesuai dengan acuan dan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Bagian pembahasan ini memperlihatkanketajaman dan keluasan wawasan
penulis mengenai permasalahan yang dikajinya.
Hasil berupa data penelitian
yang telah diolah dan dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, foto, atau gambar.
Pembahasan berisi hasil analisis dan hasil penelitian yang dikaitkan dengan
struktur pengetahuan yang telah mapan (tinjauan pustaka yang diacu oleh
penulis), dan memunculkan ‘teori-teori’ baru atau modifikasi terhadap
teori-teori yang telah ada. Berisi tentang kupasan, analisis, argumentasi dan
pendirian penulisan mengenai masalah yang dibicarakan.
Sajikan hasil penelitian
sewajarnya secara bersistem. Jika data terlalu banyak, adakalanya Anda perlu
selektif dalam menyajikannya. Dengan pertimbangan yang masak, rancanglah tabel,
grafik, gambar atau alat penolong lain untuk memperjelas dan mempersingkat
uraian yang harus diberikan. Jangan berikan informasi berulang, misalnya dalam
bentuk tabel dan gambar. Tabel dan gambar perldisebut dalam teks dan letaknya
tidak berjauhan dari teks yang bersangkutan.
Hindari pengulangan informasi
yang sudah ada dalam ilustrasi secara panjang lebar. Tafsirkan hasil yang
diperoleh dengan memperhatikan dan menyesuaikannya dengan masalah atauhipotesis
yang diungkapkan dalam Pendahu-luan. Adakalanya Hasil digabungkan dengan
Pembahasan, menjadi bagian yang dinamakan Hasil dan Pembahasan.
Sewaktu mengumpulkan data,
mengolahnya, dan menyusunnya dalam tabel, dengan sendirinya Anda telah memiliki
sejumlah gagasan yang telah dikembangkan dalam Pembahasan. Pengembangan gagasan
ini disebut ‘argumen’. Anda harus membandingkan dengan hasil peneliti
terdahulu, kemudian buatlah pertimbangan teoretisnya. Dengan demikian, maka
Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai relevansi, manfaat, dan
kemungkinan atau keterbatasan percobaan Anda, serta hasilnya.
Dikatakan oleh Rifai (1995),
bahwa Pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling bebas berekspresi.
Pendapat orang yan sudah diringkas dalam Pendahuluan atau Tinjauan Pustaka
tidak perlu diulang lagi tetapi diacu saja seperlunya. Bentangkan arti temuan
serta jelaskan bagaimana simpulan baru itu memperluas cakrawala ilmu dan
teknologi. Bila perlu berikan implikasi penerapan temuan aru tadi dan tunjukkan
segi-segi lain yang perlu diteliti lebih lanjut. Akhiri pembahasan secara
positif, tegas, dan kuat.
Menurut Calderon &
Gonzales (1993), ada lima unsur yang dapat dituliskan dalam berargumen dan
menyampaikan implikasi dari temuan.
1.
Nyatakan situasi yang ditemukan dalam penelitian: bisa
memuaskan atau tidak memuaskan. Misal: Mayoritas guru sains di Provinsi A tidak
memenuhi kualifikasi untuk mengajarkan sains.
2.
Nyatakan kemungkinan penyebab situasi itu. Jika ada
situasi,mestinya ada penyebab, dan mestinya ada hubungan logis antarasituasi
dan penyebab; bila tidak, yang dianggap penyebab bukanlah penyebab yang
sesungguhnya. Dalam contoh di atas, penyebab logis kurangnya guru
berkualifikasi untuk menangani mata ajaran sains ialah kurang cermatnya petugas
rekrutmen dalam menyeleksi calon guru, atau tidak cukupnya pelamar yang
berkualifikasi untuk menduduki posisi guru sains.
3.
Nyatakan efek yang mungkin timbul dari situasi itu.
Hampir pasti, ada pula efek yang timbul dari situasi tsb. dan mestinya ada hubungan
logis antara situasi dan efek yang mungkin. Efek logis dari kurangnya guru
berkualifikasi pada pengajaran sains ialah bahwa pengajaran akan kurang efektif
dan ini dapat merugikan siswa.
4.
Nyatakan tindakan untuk mengatasi situasi yang kurang
memuaskan atauuntuk meningkatkan situasi yang sudah baik. Wajar saja untuk
mengambil tindakan guna meng-atasi situasi yang kurang memuaskan. Namun,
situasi yang sudah baik pun perlu terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
Langkah logis untuk mengatasi keadaan guru yang tidak berkualifikasi ialah
dengan mensyaratkan peningkatankualitas melalui pendidikan dalam bidang sains,
menghadiri seminar, mengikuti pelatihan, membaca lebih banyak publikasi sains.
5.
Nyatakan badan atau bidang terkait yang terpengaruhi.
Dalam contoh yang diambil ini, pengajaran sains di Provinsi A yan terpengaruhi.
Anda dapat melanjutkan pembahasan tentang implikasi temuan Anda pada pengajaran
sains. Implikasi ini barangkali tidak berlaku untuk keadaan pendidikan secara
keseluruhan. Hasil dan Pembahasan: Kedua bagian ini dapat disatukan atau
dipisah, bergantung pada gaya selingkung jurnal yang bersangkutan. Di bagian
ini dapat dikemukakan produk dan dihasilkan dan spesifikasinya, uraian teknik
instalasi produk (jika diperlukan), uraian hasil uji efisiensi dan fungsional
produk, tabel dan gambar teknis atau foto setiap aplikasi metode, produk, dan
hasil pengujian.
Penyajian dan analisis data
dikategorikan memenuhi kriteria yang baik jika memenuhi kriteria berikut:
(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis. Deduksi, tujuan dan pertanyaan penelitian ditempatkan pada dimensi keterkaitan yang intensif
(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan spekulatif
(c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secara konsisten
(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan (overgeneralization) atau pengungkapan yang tidak ada hubungannya dengan data penelitian
(e) Kesalinghubungan penemuan empiris selama penelitian diungkap secara eksplisit dengan menghindari distorsi data penelitian
(f) Faktor-faktor tidak terkontrol yang diduga dapat mempengaruhi ketepatan data diantipasi sedemikian rupa melalui diskusi
(g) Harus jelas perbedaan antara fakta dan kecendurungan yang berkembang dalam proses penelitian
(h) Hindari kontradiksi, ketidakkonsistenan atau elemen-elemen yang tidak terarah dalam data temuan
(i) Tabel, gambar, bagan, dan sejenisnya disajikan secara tepat baik bentuk, isi, maupun posisi.
(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis. Deduksi, tujuan dan pertanyaan penelitian ditempatkan pada dimensi keterkaitan yang intensif
(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan spekulatif
(c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secara konsisten
(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan (overgeneralization) atau pengungkapan yang tidak ada hubungannya dengan data penelitian
(e) Kesalinghubungan penemuan empiris selama penelitian diungkap secara eksplisit dengan menghindari distorsi data penelitian
(f) Faktor-faktor tidak terkontrol yang diduga dapat mempengaruhi ketepatan data diantipasi sedemikian rupa melalui diskusi
(g) Harus jelas perbedaan antara fakta dan kecendurungan yang berkembang dalam proses penelitian
(h) Hindari kontradiksi, ketidakkonsistenan atau elemen-elemen yang tidak terarah dalam data temuan
(i) Tabel, gambar, bagan, dan sejenisnya disajikan secara tepat baik bentuk, isi, maupun posisi.
Pada bagian pembahasan
dihubungkan untuk memperhatikan ataupun merujuk pula hasil penelitian lain
ataupun terdahulu. Selain itu perlu diungkapkan pula keterbatasan ataupun
limitasi dari hasil yang diperoleh dan diperiksa apakah hasil yang diperoleh
telah sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian tersebut, dan perlu juga
diungkapkan saran ataupun penelitian lanjutan yang perlu dilaksanakan.
H.
PENUTUP
Bagian penutup dari karya
ilmiah adaalah simpulan dan saran. Cara penulisan pada artikel bergantung pada
gaya selingkung jurnal, Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah atau
bergabung dengan bagian Pembahasan atau Hasil dan Pembahasan. Dalam bagian ini
diuraikan keberhasilan metode dikaitkan dengan hasi kerja, dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian
kuantitatif, penutup merupakan Bab terakhir dari isi pokok laporan penelitian.
sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-bab yaitu
simpulan dan saran. Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian
tentang hasil penelitian dan pembahasannya. masalah yang dikemukakan dibagian
pendahuluan semuanya harus terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat
tercapai. Uraian atau pembahasan masalah dalam bab sebelumnya harus ada
simpulannya.
Saran harus sejalan dengan
simpulan atau temuan. saran hendaknya disertai dengan argumentasinya. kalau
mungkin juga disertai jalan keluarnya. saran dapat bersifat praktis atau
teoritis termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan
penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan
secara tuntas atas dasar penelitian yang telah dilakukan atau setelah
selesainya penelitian ini timbul masalah lain yang terkait.
Dalam penyusunan laporan
penelitian kualitatif bagian penutup merupakan bab terakhir dari isi pokok
laporan penelitin yang terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan hendaknya
berisi uraian tentang -temuan yang penting dalam penelitian dan
implikasi-implikasi dari temuan tersebut. Simpulan harus sejalan dengan
masalah, tujuan, dan merupakan ringkasan dari hasil pembahasan dan analisi.
Uraian dalam simpulan harus menjawab masalah yang dikemukakan dalam bab
pendahuluan dan emmenuhi semua tujuan penelitian.
Saran dikemukakan dengan
mengaitkan temuan dalam simpulan dan jika memungkinka jalan keluarnyajuga
disampaikan. saran dapat bersifat praktis atai teoritis. Selain itu, perlu juga
dikemukakan masalah-masalah baru yang ditemukan dalan penelitian yang
memerlukan penelitian lanjutan.
Kesimpulan dan saran
dikategorikan baik jika memenuhi syarat sebagai berikut:
(a) Pernyataan mengenai kesimpulan diungkap secara tepat dan akurat tanpa disertai pernyataan baru atau pengantar yang tidak relevan
(b) Kesimpulan dibuat menurut ruang lingkup generalisasi atas dasar justifikasi data yang disajikan
(c) Kesimpulan seyogyanya diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan baru, berupa saran atai rekomendari bagi penelitian lebih lanjut.
(d) Saran yang dikemukakan bersifat objektif dan disertai langkah-langkah operasional bagi implementasinya.
(e) Saran semata-mata ditujukan pada upaya perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang dikemukakan atau berupa rekomendasi aplikasi temuan, berikut langkah-langkah teknisnya.
(a) Pernyataan mengenai kesimpulan diungkap secara tepat dan akurat tanpa disertai pernyataan baru atau pengantar yang tidak relevan
(b) Kesimpulan dibuat menurut ruang lingkup generalisasi atas dasar justifikasi data yang disajikan
(c) Kesimpulan seyogyanya diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan baru, berupa saran atai rekomendari bagi penelitian lebih lanjut.
(d) Saran yang dikemukakan bersifat objektif dan disertai langkah-langkah operasional bagi implementasinya.
(e) Saran semata-mata ditujukan pada upaya perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang dikemukakan atau berupa rekomendasi aplikasi temuan, berikut langkah-langkah teknisnya.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Karya ilmiah perlu dilengkapi
dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah lain yang digunakan sebagai
rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah rujukan
tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan,
serta penerbitnya. Tata cara penulisan daftar pustaka merlu juga memberikan
isyarat apakah karya ilmiah yang dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah
seminar, laporan penelitian yang tidak dipublikasi, dokumen WEB, dll. Oleh
karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk menuliskan daftar pustaka. Namun
demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar pustaka, bergantung
pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masing-masing bidang.
Tata cara penulisan daftar pustaka yang disarankan dalam “Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah” di UPI diadopsi sebagian besar dari tata cara yang ditetapkan
“American Psychological 3 Hf/bhs.Ind/kim/2000
Daftar pustaka hanya berisi
sumber-sumber tertulis yang dikutip dan digunakan dalam karya ilmiah (skripsi),
karena itu sumber tertulis lain yang tidak dikutip meskipun pernah dibaca
penulis dalam kaitannya dengan penulisan skripsinya tidak perlu dimasukkan
dalam daftar pustaka.
Penulisan pustaka disusun menurut
abjad dari nama penulisnya dan nama keluarga harus ditulis lebih dahulu tanpa
menyertakan gelar. Sumber tulisan (pustaka) yang menggunakan lebih dari satu
baris diketik satu spasi dengan menjorok ke dalam sejauh 0,5 inchi untuk baris
ke dua dan seterusnya, sedangkan jarak antar pustaka diketik dengan dua spasi
dan diawali pada margin kiri.
Tata cara apapun dapat saja
dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun demikian apabila karya ilmiah
kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus menyesuaikan diri
dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan oleh redaksi jurnal
tersebut.
Semua bahan acuan dalam bentuk
jurnal, buku atau pun naskah ilmiah yang digunakan sebagai referensi/acuan
ditulis pada bagian ini. Referensi/ acuan yang dirujuk haruslah yang mempunyai
kontribusi nyata dalam penelitian tersebut. Penulisan daftar pustaka diurut
sesuai dengan urutan penunjukkannya dalam naskah dengan menggunakan angka Arab
seperti terlihat pada contoh. Penulisan pustaka dimulai nama keluarga dan
singkatan nama kecil yang ditulis dengan huruf kapital. Semua nama penulis
harus disebutkan. Untuk penulisan majalah/jurnal, setelah penulisan nama
diikuti dengan judul karangan, nama majalah, volume majalah yang diberi garis
bawah, nomor dan tahun majalah masing-masing dalam tanda kurung kecil serta
halaman majalah. Nama buku ditulis di antara tanda kutip atau ditebalkan
diikuti dengan nomor edisi buku, editor (jika ada), nama penerbit, tempat
penerbitan, tahun penerbitan, dan halaman.
Semua bahan acuan dalam bentuk
jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang digunakn sebagai referensi/acuan
ditulis pada bagian ini. Reference yang dirujuk haruslah yang benar-benar
mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut. Daftar pustaka ialah
daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah, misalnya, makalah atau skripsi
yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis
(setelah nama marga pengarang dikedepankan). Kepustakaan atau juga daftar
pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. diambil dari buku, majalah, makalah, surat
kabar, internet, dan orasi dalam ilmiah;
b. berisikan nama pengarang atau lembaga;
c. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun
terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit, dan tempat terbit.
Fungsi dari daftar pustaka
ialah sebagai berikut:
a. menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
b. menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan akumulasi dari karya ilmiah sebelumnya;
c. Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.
a. menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
b. menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan akumulasi dari karya ilmiah sebelumnya;
c. Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.
Teknik penulisan daftar
pustaka ialah berikut:
a. Nama pengarang dibalikkan
atau diputar dengan catatan nama yang dikedepankan, atau nama marga/unsur nama
akhir yang dipisahkan oleh koma. Setelah itu, nama pengarang disusun secara
alfabetis;
b. Bila nama pengarang ada
dua, yang dibalikkan ialah nama pengarang pertama;
Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler menjadi Salim, Emil dan Philip Kotler
Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler menjadi Salim, Emil dan Philip Kotler
c. Jika nama pengarang ada
tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah yang diputar dan diikuti oleh dkk.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad Tjiptowardojo menjadi Salim, Emil. dkk.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad Tjiptowardojo menjadi Salim, Emil. dkk.
d. Bila tidak terdapat nama
pengarang, nama departemen atau lembagalah yang ditulis; bila tidak ada
kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa lembaga;
e. Gelar akademik pengarang
tidak dicantumkan;
f. Judul buku harus dicetak
miring dalam komputer atau digarisbawahi dalam mesin tik atau tulisan tangan;
g. Judul artikel, skripsi,
tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit oleh tanda petik dua;
h. Bila ada edisi atau cetakan
ditulis sesudah judul buku;
i. Jika buku tersebut
merupakan terjemahan dari buku bahasa asing, penerjemah ditulis sesudah edisi;
j. Spasi dalam daftar pustaka
satu spasi;
k. Perpindahan dari satu pengarang ke pengarang
yang lain dua spasi.
l. Bila dalam satu buku diperlukan dua baris
atau lebih, baris yang kedua atau selanjutnya dimulai dari 1 tabulasi (5-7
ketukan);
m. Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari
satu buku, nama pengarang ditulis satu kali; nama pengarang itu diganti dengan
garis panjang atau tanpa garis panjang;
n. Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku)
yang ditulis oleh seorang pengarang, urutan penulisannya berdasarkan tahun
terbit;
o. Bila ada dua atau lebih
buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang ditulis dalam tahun yang sama,
urutan penulisannya diikuti nomor urut a, b, c, dsb
2. CARA
MEMBUAT RUMUSAN MASALAH
rumusan masalah merupakan
salah satu tahap di antara sejumlah tahap pembuatan makalah yang memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pembuatan makalah. Tanpa Perumusan
Masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan
membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan
masalah memiliki fungsi sebagai berikut:
- Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
- Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
- Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
- Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari
yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang
spesifik dan siap untuk diteliti.
Kriteria Perumusan Masalah:
Mengingat demikian pentingnya
kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai
memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan
masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. Pada
bagian ini akan dipaparkan beberapa kriteria perumusan masalah.
Ada setidak-tidaknya tiga
kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian
yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat
tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan
jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris,
yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan
manusaia.
Kriteria Kedua dari suatu
masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan
dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan
dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta
teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa
suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam
konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya
menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara
nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Ada beberapa kondisi yang bisa di
lakukan untuk membuat rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Masalah
biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2. Rumusan
masalah hendaknya jelas dan padat
3. Rumusan
masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
4. Rumusan
masalah merupakan dasar membuat hipotesis
5. Masalah
harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Cara untuk
memformulasikan masalah:
1.
Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada
penelitian eksperimental.
2. Dari
observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli
sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan
masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut
diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa dalam memilih penelitian yang
tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena ada kalanya
penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah
teori.
Rangkuman1. Karya ilmiah merupakan kesatuan tulisan yang disusun secara sistematis. Karya ilmiah laporan penelitian memiliki bagian-bagian yang terstruktur dalam kerangka penulisan ilmiah. Bagian-bagian dari karya ilmiah secara umum adalah pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penulisan/penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, penutup berisi simpulan dan saran, daftar pustaka.
2. Kerangka Karya ilmiah makalah dan artikel terdiri atas Pendahuluan, Isi dan Kesimpulan. Pendahuluan memuat tentang latarbelakang masalah, rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.Isi, memuat tentang kemampuan penulis dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab persoalan atau masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh terdiri dari lebih satu bagian sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis terhadap diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan sumber-sumber literatur atau data lapangan.
3. Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam bab tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan juga ditulis dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara eksplisit menjadi bab.
Penutup
Simpulan
Dengan demikian, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sistematika penulisan laporan hasil penelitian kuantitatif dan kualitatif sangatlah berbedah. Dapat dilihat pada pengertian masing- masing,dimana metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deduktif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan prilaku yang dapat diamati, sedangkan metodologi kuantitatif merupan prosedur penelitian terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif, akan tetapisistematika ini tidak berlaku harus Karena tergantung dari setiap aturan universitas yang berlaku.
0 Response to " "
Posting Komentar